Mbak Nila Tegaskan Pentingnya Empat Pilar Kebangsaan bagi Pelaku UMKM dalam Sosialisasi di Gresik
Gresik, global aktual — Anggota Komisi VII DPR RI, Nila Yani Hardiyanti, S.I.Kom., M.IP., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dinilainya telah menjadi garda terdepan dalam menopang perekonomian nasional, khususnya pasca-pandemi COVID-19.
Pernyataan itu disampaikan Mbak Nila—sapaan akrabnya—saat menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Acara ini dihadiri ratusan pelaku UMKM, tokoh masyarakat, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya yang antusias mengikuti jalannya kegiatan dari awal hingga akhir, Sabtu (28/06/2025).
Dalam pemaparannya, Mbak Nila menekankan pentingnya pemahaman dan pengamalan Empat Pilar MPR RI—yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika—di kalangan pelaku UMKM. Menurutnya, nilai-nilai kebangsaan tersebut sangat relevan dan perlu ditanamkan dalam setiap aktivitas usaha, terlebih di tengah tantangan globalisasi dan disrupsi teknologi yang semakin kompleks.
“Sosialisasi Empat Pilar ini sangat penting bagi Bapak dan Ibu pelaku UMKM. Ini bukan sekadar pemahaman politik, melainkan fondasi karakter dan jati diri kebangsaan yang bisa menjadi pengarah dalam menjalankan usaha dengan etika, semangat juang, dan loyalitas terhadap bangsa,” ujar politisi muda dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Mbak Nila menjelaskan bahwa UMKM bukan hanya pelaku ekonomi, tetapi juga kekuatan sosial yang memiliki dampak besar dalam menciptakan lapangan kerja, menumbuhkan kreativitas lokal, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia per 2024 mencapai lebih dari 65 juta unit. Mereka tersebar di berbagai sektor seperti kuliner, fesyen, kerajinan, pertanian, hingga digital.
“UMKM adalah pahlawan ekonomi Indonesia. Ketika sektor-sektor besar terpukul karena pandemi, UMKM tetap bertahan, bahkan bangkit lebih cepat. Ini membuktikan bahwa kekuatan ekonomi bangsa kita sejatinya ada pada rakyatnya sendiri,” jelasnya.
Menurut Mbak Nila, ketika pelaku UMKM memahami dan menerapkan nilai-nilai Empat Pilar dalam keseharian, maka mereka akan menjadi bagian penting dari pembangunan karakter bangsa yang tangguh dan berdaya saing. Dengan berlandaskan pada nilai Pancasila, pelaku usaha bisa menjaga kejujuran, gotong royong, dan keadilan dalam praktik bisnisnya.
“Dengan internalisasi nilai-nilai Empat Pilar, pelaku UMKM akan tumbuh menjadi pengusaha yang tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga berkontribusi aktif dalam membangun bangsa. Mereka akan lebih percaya diri dan memiliki arah perjuangan yang jelas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mbak Nila juga mendorong agar pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, memberikan perhatian serius kepada pelaku UMKM. Ia menilai bahwa pendampingan yang konkret seperti pelatihan kewirausahaan, peningkatan kapasitas manajemen, akses permodalan, digitalisasi usaha, hingga penguatan jejaring pemasaran sangat dibutuhkan demi memperkuat daya saing UMKM di pasar nasional maupun global.
“Pemerintah harus hadir di tengah pelaku UMKM, bukan hanya dalam bentuk kebijakan, tetapi juga aksi nyata yang menjawab kebutuhan di lapangan. Misalnya, mempermudah akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), memberikan pelatihan digital marketing, serta memfasilitasi keikutsertaan dalam pameran dan expo,” tegasnya.
Kepedulian Mbak Nila terhadap UMKM bukan hanya sebatas wacana. Sebagai putri daerah Kabupaten Gresik, ia telah membuktikan komitmennya dengan meluncurkan program inisiatif bertajuk “Rombonga-AN Mbak Nila”, yaitu program pemberian bantuan 100 unit rombong (gerobak usaha) kepada pelaku UMKM lokal. Program ini telah memberikan dampak nyata bagi para penerima manfaat.
“Alhamdulillah, para penerima rombong merasa terbantu. Mereka bisa memulai atau mengembangkan usaha kecilnya dengan lebih percaya diri dan profesional. Ini adalah bentuk kecil dari komitmen kami untuk terus berpihak kepada rakyat kecil,” ungkap Mbak Nila.
Kegiatan sosialisasi ditutup dengan sesi diskusi interaktif antara Mbak Nila dan peserta. Banyak pelaku UMKM yang memanfaatkan sesi ini untuk menyampaikan aspirasi, tantangan yang mereka hadapi, serta masukan untuk kebijakan ke depan.
Dengan kegiatan seperti ini, Mbak Nila berharap sinergi antara legislatif, pemerintah, dan pelaku usaha dapat terus terbangun demi menciptakan ekosistem ekonomi kerakyatan yang kuat, berkarakter, dan berkelanjutan. (Hen)