Politik

Dari Penjual Es di Sekolah Hingga Menjadi Jurnalis: Kisah Perjuangan Ikbal Nakkku

Jeneponto, global aktual – Malam itu, Kamis (21/8/2025), suasana Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, terasa hangat. Di sebuah rumah sederhana, Ikbal Nakkku menceritakan kisah hidupnya. Bagi sebagian orang, ia dikenal sebagai seorang jurnalis di Sulawesi Selatan. Namun, tak banyak yang tahu, perjalanan hidup Ikbal penuh lika-liku sejak masa kecil.

Ikbal kecil tumbuh di tengah keterbatasan. Saat duduk di bangku kelas 3 SDN 1 Rumbia, ia sudah terbiasa membantu neneknya mencari tambahan penghasilan dengan berjualan es.

“Jam istirahat sekolah, saya keliling menjual es kepada teman-teman sekelas. Pulang sekolah, setelah makan, saya lanjutkan lagi berjualan. Uangnya saya setor ke bos es, sisanya saya bawa pulang untuk nenek yang merawat saya,” kenang Ikbal dengan mata berkaca-kaca.

Bagi anak-anak seusianya, masa SD adalah waktu bermain dan belajar. Namun, bagi Ikbal, masa itu diwarnai dengan tanggung jawab yang jauh lebih besar.

Setelah tamat SD, Ikbal sempat hampir berhenti sekolah karena tak ada biaya untuk melanjutkan ke SMP. Namun, ia memilih untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

“Saya puasa Senin-Kamis, shalat lima waktu saya jaga. Dua minggu saya istiqomah, lalu pada suatu siang, saat hendak shalat Zuhur, saya menemukan emas di jalan menuju masjid. Saya sangat bersyukur dan langsung menjualnya untuk biaya mendaftar ke SMP 1 Rumbia,” tuturnya.

Keajaiban itu menjadi titik balik dalam hidupnya. Ikbal berhasil masuk ke SMP berkat doa, ikhtiar, dan pertolongan Allah SWT. Bahkan, biaya pendidikannya kemudian ditanggung pemerintah Kabupaten Jeneponto hingga tamat.

Perjalanan belum selesai. Saat hendak melanjutkan ke SMK 2 Jeneponto, sang ibu sempat melarang karena alasan biaya. Ikbal lagi-lagi dihadapkan pada pilihan sulit: berhenti sekolah atau terus berusaha mencari jalan.

“Saya tidak putus asa. Saya terus berdoa, puasa Senin-Kamis, shalat tahajud. Sampai suatu waktu, saya kembali menemukan emas di sekitar masjid di Kecamatan Rumbia. Dari situlah saya yakin bahwa Allah selalu memberikan jalan,” ungkapnya penuh keyakinan.

Dengan pertolongan itu, Ikbal akhirnya bisa mendaftar di SMK 2 Jeneponto dan kembali mendapat dukungan biaya pendidikan dari pemerintah hingga lulus.

Kini, Ikbal Nakkku menatap hidup dengan rasa syukur. Perjalanan panjangnya, dari seorang anak penjual es di sekolah hingga menjadi seorang jurnalis di Sulawesi Selatan, adalah bukti nyata kekuatan doa, kerja keras, dan keteguhan hati.

“Semua ini bukan karena saya hebat, tapi karena pertolongan Allah SWT. Saya hanya berusaha, berdoa, dan tidak menyerah. Kalau dulu saya bisa bertahan dari keterbatasan, saya yakin anak-anak lain juga bisa asalkan punya semangat dan keyakinan,” pesannya.

Kisah Ikbal bukan sekadar perjalanan pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bahwa tak ada keterbatasan yang bisa menghalangi mimpi, selama ada doa, usaha, dan keyakinan yang kuat. ***

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Enjoy this blog? Please spread the word :)