Utama

Wabup Jeneponto Tekankan Kearifan Lokal dan Kolaborasi Pentahelix untuk Percepat Penanganan Stunting

Jeneponto, global aktual – Pemerintah Kabupaten Jeneponto terus memperkuat langkah percepatan penanganan stunting. Hal itu ditandai dengan digelarnya Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP3S) di Ruang Rapat Wakil Bupati, Kamis (4/9/2025), yang dihadiri jajaran kepala perangkat daerah, seluruh kepala puskesmas, serta pemangku kepentingan terkait.

Dalam arahannya, Wakil Bupati Jeneponto menekankan pentingnya menghidupkan kembali kearifan lokal sebagai kekuatan sosial dalam menurunkan angka stunting. Ia mencontohkan tradisi gotong royong masyarakat Jeneponto seperti ammuang, anyimpung, dan abborong-borong yang biasa dilakukan saat hajatan pernikahan.

“Jika budaya gotong royong ini bisa kita gerakkan kembali, maka penanganan stunting akan lebih ringan karena ada rasa kebersamaan dan saling membantu. Namun, tentu harus dilakukan dengan kolaborasi lintas stakeholder menggunakan pendekatan pentahelix,” tegas Wakil Bupati.

Rakor tersebut menghasilkan sejumlah keputusan strategis, salah satunya adalah penetapan 26 lokasi fokus (lokus) penanganan stunting pada tahun 2026. Kepala Bappeda Jeneponto, Alfian, menjelaskan bahwa penentuan lokus dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) dan tingkat prevalensi stunting di setiap wilayah.

“Penetapan lokus ini kami lakukan lebih awal sebelum penetapan APBD. Dengan begitu, perangkat daerah bisa langsung menyesuaikan program dan kegiatan yang mendukung upaya percepatan penurunan stunting,” jelas Alfian.

Adapun 26 desa/kelurahan yang ditetapkan sebagai lokus penanganan stunting tahun 2026 tersebar di sejumlah kecamatan, antara lain Bontorannu, Pallengu, Jenetallasa, Gunung Silanu, Kapita, Marayoka, Bulujaya, Beroanging, Pappalluang, Karelaya, Biringkassi, Bontoa, Pabiringa, Paitana, Pa’rangangang Baru, Bonto Raya, Bonto Ujung, Pao, Allu Tarowang, Tarowang, Tolo, Tombolo, Tolo Selatan, Batujala, dan Borongtala.

Melalui penetapan tersebut, Pemkab Jeneponto menegaskan komitmennya untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor. Upaya penanganan stunting tidak hanya mengandalkan sektor kesehatan, melainkan juga melibatkan elemen pentahelix: pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat.

Dengan semangat kearifan lokal dan sinergi bersama, Pemkab Jeneponto optimistis mampu menekan angka stunting dan mewujudkan generasi emas yang sehat, cerdas, serta berkualitas. (Ikbal Nakku)

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Enjoy this blog? Please spread the word :)